Rumah Ramah Lingkungan

Rumah tinggal yang sudah bersertifikat LEED Platinum ini bertempat di White Rock, Kanada.

Mes Que Un Club

berarti 'Lebih dari sekedar klub' Barcelona bukan hanya sekedar klub, didirikan oleh 12 orang yang dipimpin Joan Gamper pada tanggal 29 Nopember 1899.

Teleskop Tercanggih Dan Termahal di Dunia

Ongkos untuk membangun teleskop ALMA ini berkisar Rp 17,5 triliun. Para ilmuwan mengklaim teleskop ini dapat menyaksikan saat-saat pertama alam semesta terbentuk.

Padang Savana-nya Pulau Jawa

Kawasan Taman Nasional Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.

Surat An Nahl Ayat 68-69

"...Akan keluar dari perutnya (Lebah), cairan beraneka warnanya (air liur) padanya ada obat bagi manusia yang berpikir..."

Saturday, December 1, 2012

NASA Temukan Es di Planet Paling Dekat Matahari

VIVAnews - Pesawat ruang angkasa Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA),
Messenger, telah melihat es yang melimpah di Merkurius. Tentu ini penemuan yang menarik, sebab Merkurius merupakan planet terdekat dengan matahari.

Suhu di Merkurius bisa mencapai 800 derajat Fahrenheit atau 427 derajat Celsius. Tetapi di sekitar kutub utara planet itu, di daerah permanen yang terlindung dari panas matahari, pesawat ruang angkasa Messenger milik NASA menemukan campuran air beku dan kemungkinan materi organik.

Bukti es yang besar terlihat di lintang 85 derajat utara sebelum kutub utara planet Merkurius, dengan lapisan yang lebih kecil tersebar sejauh 65 derajat utara.

Gregory Neumann, ilmuwan instrumen Messenger NASA di Goddard Space
Flight Center di Maryland, AS, mengatakan penemuan tersebut menyebabkan NASA akan mengarahkan pengamatan pesawat ruang angkasa Messenger terhadap daerah itu dalam beberapa bulan mendatang. Lebih tepatnya, saat sudut yang memungkinkan pencahayaan dari matahari menghasilkan gambar yang lebih baik.

"Ada misi yang sedang berlangsung, saat pesawat ruang angkasa memungkinkan untuk melihat lebih jauh ke utara," kata Neumann, penulis utama dari salah satu tiga studi Merkurius di jurnal "Science" edisi 29 November 2012.

Para peneliti juga percaya bahwa kutub selatan Merkurius memiliki es. Namun, orbit Messenger tidak memungkinkan untuk memperoleh penglihatan yang lebih luas dari wilayah tersebut.

Messenger akan terbang spiral lebih dekat ke Merkurius pada 2014 dan 2015, mengingat pesawat ini kehabisan bahan bakar dan terganggu oleh gravitasi matahari dan Merkurius. Pesawat ruang angkasa ini akan memudahkan peneliti melihat lebih dekat es itu. Sehingga para peneliti mengetahui seberapa banyak es di planet tersebut.

Spekulasi tentang es di Merkurius muncul lebih dari 20 tahun lalu. Pada 1991, astronom menembakkan sinyal radar ke Merkurius dan menerima hasil yang kemungkinan menunjukkan ada es di kedua kutub. Hal ini diperkuat saat dilakukan pengukuran pada 1999, yang menggunakan sorotan radio teleksop Arecibo Observatorymicrowave di Puerto Rico yang lebih kuat.

Radar kembali menyoroti kutub melalui New Mexico Array Very Large,  sebuah kompleks observatorium astronomi radio yang menunjukkan daerah putih yang diduga peneliti adalah es.

Sebuah pemandangan yang lebih dekat, tentunya memerlukan sebuah pesawat ruang angkasa. Pesawat ruang angkasa Messenger kemudian menetap ke orbit Merkurius pada Maret 2011, setelah beberapa flybys (sejenis misi penerbangan pesawat ruang angkasa) diluncurkan.
Selanjutnya, NASA menggunakan laser pengukur tinggi untuk menyelidiki kutub di planet itu. Tapi kekuatan cahaya laser tersebut lemah, hanya cukup kuat untuk membedakan daerah es terang dari sekitar regolith (lapisan longgar material heterogen meliputi batuan padat) Merkurius.

Saat itu, Neumann mengatakan "hasilnya membuat penasaran". Karena ada
beberapa titik terang dalam kawah.
Materi Organik
Neuman ingat bahwa anggota tim John Cavanaugh cukup yakin apa yang mereka temukan. Cavanaugh telah menjadi bagian dari tim Lunar Reconnaissance Orbiter (LSO) NASA dan ia telah melihat pola aneh yang sama di bulan milik Bumi saat LRO menemukan es di kutub bulan Bumi pada 2009.

Pemanasan cahaya di Merkurius akan mencampur hampir semua es dengan sekitar regolith. Serta ada kemungkinan material organik yang menempel ke planet berkat komet dan asteroid yang kaya es.

"Jadi, apa yang Anda lihat adalah fakta bahwa air es tidak dapat bertahan hidup tanpa batas di lokasi tersebut. Karena suhu tampaknya melonjak," kata Neumann.

Messenger menggunakan neutron spektrometer untuk mengukur zat cair, yang merupakan komponen besar di es. Tetapi profil temperatur tiba-tiba menunjukkan kondisi gelap, material mudah menguap yang bercampur dengan es. Kondisi ini sama dengan iklim di mana organik bertahan hidup.

"Ini sangat menarik. Anda mencari bahan-bahan yang cerah dan Anda melihat hal-hal gelap. Astaga, ini adalah sesuatu yang baru," kata Neumann.

Material organik merupakan "unsur kehidupan", meskipun material tersebut
tidak selalu mengarah pada adanya bukti kehidupan itu sendiri. Sementara beberapa ilmuwan berpikir komet yang memuat material organik mencetuskan teori terbentuknya kehidupan di Bumi.
Kehadiran organik juga dicurigai pada tempat di mana udara tidak dapat masuk, seperti Pluto. Para ilmuwan mengatakan komet membawa sedikit organik yang menabrak planet lain seringkali terjadi selama sejarah tata surya.

Para peneliti saat ini bekerja untuk menentukan apakah mereka memang melihat organik di Merkurius. Menurut paper Neumann, sejauh ini, para peneliti menduga air es Merkurius  dilapisi dengan 4-inci atau 10 cm "material isolasi thermal".

Penentuan tersebut akan memakan waktu studi lebih lanjut untuk mengetahui apa materi tersebut. Namun Neumann mengatakan kurva temperatur awal bisa menunjukkan material organik seperti asam amino.

Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari. Karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. (Space.com)

Thursday, November 29, 2012

Poseidon Undersea Resorts: Satu Lagi Hotel di Bawah Laut

Coba bayangkan, enak engga kalau punya kamar hotel seperti ini? Inilah disain dan konsep dari Poseidon Undersea Resorts yang katanya akan jadi 2 tahun ke depan (kalau jadi loh).
Prase “ Bawah Laut” mempunyai makna baru yaitu keindahan dan kekayaan.  Undersea Poseidon Resort merupakan hotel yang sangat mahal, Anda paling tidak harus mempunyai uang di atas $15.000 untuk menikmati semua pelayanan dan keindahan pemandangan di resort ini. Terletak di Fiji, Undersea Poseidon Resort menawarkan transportasi dengan pesawat pribadi dari bandara Fiji sampai ke Poseidon Mystery Island dimana para tamu akan menghabiskan waktu selama seminggu. Selama seminggu tamu akan menghabiskan 4 malam di bungalow seluas 1.500 kaki persegi yang berada di atas laut. Selain itu Anda juga akan menikmati makanan di restoran terbaik, spa, scuba diving, parasailing dan menyelam dengan 3 jenis kapal selam.

Hotel bawah laut ini akan punya 24 kamer suite dengan luas sekitar 50 m2 serta dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas mulai dari spa, kapel pernikahan dan bioskop.
Lihat saja dulu fotonya dan kalau berminal, nabung dulu saja karena untuk menginap disini akan dikenakan biaya US$ 30.000 per minggu atau sehari sekitar Rp. 40 jutaan.










sumber : otakku.com

Wednesday, November 28, 2012

Google Kembangkan Chromebook dengan Layar Sentuh

VIVAnews - Google dilaporkan berkomitmen untuk terus mendorong laptop besutannya, Chromebook. Raksasa teknologi dunia tersebut berniat meluncurkan netbook dengan sistem operasi Chrome tersebut, yang dilengkapi dengan layar sentuh.

Sebuah laporan di China Times menyebut, Compal, sebuah perusahaan pembuat perangkat (original design manufacturer) yang berbasis di Taiwan, mengatakan sedang menjalankan proses pembuatan perangkat Google itu.

Dalam laporan tersebut, Google menempatkan pemesanan perangkat tersebut secara mandiri. Kali ini Google tak lagi mengandalkan pihak ketiga seperti Asus, Acer atau Samsung, sebagaimana dilakukan dalam produk tablet Nexus dan Chromebook sebelumnya,

Laporan menyebutkan komponen internal baru akan mulai dikirimkan ke Compal bulan ini. Berarti, produk khusus tersebut belum dikapalkan hingga akhir 2012.

Jika benar, sangat logis jika Google ingin mengurangi ketergantungan terhadap mitra hardware-nya. Sebab, Google saat ini sedang menyiapkan diri untuk bersaing melawan Apple, juga Microsoft di bidang hardware.

Di masa lalu Google mengandalkan mitra untuk membuat hardware dengan maksud mendorong perangkat lunak ke tangan pengguna. Tapi tampaknya kini Google mulai peduli dengan potensi keuntungan dalam pembuatan perangkat keras.

Sistem operasi andalannya, Android merupakan platform mobile yang mendominasi di pasar dunia. Sementara tablet Nexus 7 merupakan tablet murah terbaik yang ada saat ini.

Chromebook yang dirilis secara mandiri oleh Google diprediksi akan mengubah permainan di pasar hardware. Microsoft saat ini sedang mempromosikan hardware mandiri, dengan tablet Surface yang jadi andalan. Sedangkan dominasi Apple dalam beberapa tahun pun diperkirakan terjadi karena sedikitnya perusahaan yang mampu memadukan software dengan hardware dalam produk inovatif. Dengan mempertimbangkan harga Windows 8 yang mahal dan sedikitnya perangkat murah, tentu Chromebook memiliki peluang besar untuk bersaing.

Chromebook telah muncul hampir dua tahun lalu. Versi original Cr-48 memulai debutnya pada bulan Desember 2010. Sejak itu, Google telah diam-diam meluncurkan model baru, sambil terus meningkatkan distribusi ke sejumlah ritel baru.

Model terbarunya, yaitu Samsung Series 3 dan Acer C7, merupakan mesin yang mengesankan dan menawarkan pengalaman web fantastis. Apalagi harganya terbilang terjangkau, dengan banderol harga US$249 dan US$199.

Jika Chromebook Google hadir dengan layar sentuh, berarti ini akan meningkatkan banderol harga. Belum diketahui apakah Chromebook dengan harga mahal tetap diminati. Karena selama ini daya tarik terbesar Chromebook adalah harganya yang murah.

Sayangnya hingga saat ini belum diketahui spesifikasinya. Jika ditunjang dengan prosesor yang bagus, serta penyimpanan internal dan konektivitas seluler, tentu faktor harga mahal akan bisa dipertimbangkan.

Tuesday, November 27, 2012

Astrofotografer Abadikan Foto Prominensa Matahari Berbentuk Pohon



 Foto prominensa atau filamen Matahari berbentuk menyerupai pohon yang diambil oleh Alan Friedman. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: Alan Friedman 
 
Alan Friedman dengan menggunakan teleskop khusus Matahari dan Grasshopper CCD camera berhasil mengambil gambar prominensa atau lidah api yang sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari permukaan Matahari dan seringkali berbentuk loop (putaran). Uniknya Alan berhasil mengambil foto prominensa dengan bentuk menyerupai pohon raksasa yang besarnya melebihi Bumi. Alan mengabadikan foto tersebut dalam efek gambar hidrogen-alpha.

Sebagaimana yang tampak pada gambar di atas, Alan menambahkan sebuah titik lingkaran hitam di bagian kiri atas gambar sebagai pembanding ukuran Bumi dengan prominensa berbentuk pohon tadi.

Prminensa juga dikenal dengan sebutan filamen Matahari sebab walaupun terlihat cuku terang bila ilihat dari luar angkasa, namun cahayanya tidak lebih terang dari Matahari itu sendiri. sumber : www.astronomi.us