Ilmuwan dari Universitas Washington
mengembangkan roket yang dapat memangkas waktu tempuh antara Bumi dan
Mars dari delapan bulan menjadi 30 hari.
Ide yang muncul di Innovative Advanced Concepts Program itu potensial diaplikasikan di NASA. Agen ruang angkasa itu pun menganugerahi ilmuwan uang sebesar Rp6 miliar.
Uang tersebut akan digunakan untuk membuat mesin dalam waktu 18 bulan ke depan dan pesawat ruang angkasa bisa memakai teknologi itu pada 2020.
Sistem roket pendorong itu tidak menggunakan bahan bakar konvensional. Roket memakai magnet untuk mengkompresi pita metal di sekitar pellet bahan bakar deuterium-tritium.
Sistem juga hemat konsumsi daya listrik dan bisa menggunakan tenaga matahari.
sumber : Metrotvnews
Ide yang muncul di Innovative Advanced Concepts Program itu potensial diaplikasikan di NASA. Agen ruang angkasa itu pun menganugerahi ilmuwan uang sebesar Rp6 miliar.
Uang tersebut akan digunakan untuk membuat mesin dalam waktu 18 bulan ke depan dan pesawat ruang angkasa bisa memakai teknologi itu pada 2020.
Sistem roket pendorong itu tidak menggunakan bahan bakar konvensional. Roket memakai magnet untuk mengkompresi pita metal di sekitar pellet bahan bakar deuterium-tritium.
Sistem juga hemat konsumsi daya listrik dan bisa menggunakan tenaga matahari.
sumber : Metrotvnews